Juara III Lomba Startup Kemenperin Beri Solusi Bagi IKM Pantau Stok Barang
14 Des 2022 14.27 WIB
Teknologi Industri
PT Surya Sarana Dinamika (SSD) sebagai juara ke III hadir melayani kebutuhan sistem otomasi industri dan robotik di Indonesia. SSD memiliki keahlian di bidang robotik, sistem otomasi (mekanik dan elektrik), modifikasi mesin, training center, service center, internet of things serta sebagai konsultan sistem otomasi. Talenta Amelia, Business Development SSD, mengatakan pelaku IKM harus memiliki ketelusuran data yang akurat guna mendapatkan kelancaran dalam suatu proses. “Nah, SSD ini membantu IKM di Indonesia dengan menciptakan suatu software bernama warehouse management system untuk memiliki kelengkapan data," katanya. "Mulai dari pencatatan produk masuk keluar dari gudang, jadwal produksi kapan, pengiriman produk kapan hingga cek quality kapan yang tersimpan dalam software tersebut,” kata Talenta kepada wartawan, Selasa (13/12).
Apabila pencatatan gudang ini berantakan, lanjutnya, tentu akan berdampak terutama kinerja karyawan yang tidak efektif dalam mengerjakan pekerjaannya. Selain itu, dapat mengganggu jadwal pengiriman apabila barang tersebut hilang atau tidak ditemukan. Bisa juga berdampak pada branding perusahaan sampai ke income perusahaan itu sendiri. “Jadi, kami ingin memberikan kemudahan untuk mengontrol apa yang terjadi di gudang baik dari proses pengiriman, penerimaan, penyimpanan dan perpindahan juga pengambilan," jelasnya "Kalau kita lihat di produksi ya, kan ada kodenya di simpen di rak A, B, atau C. Nah, itu kita bisa tracing ngambilnya di mana, kadaluarsanya kapan jadi bisa tahu first in first out apa yang dibutuhkan IKM dengan kepemilikan gudang dengan menaruh barcode di setiap produknya,” terangnya. Talenta mengungkapkan SSD senang sekali mengikuti kompetisi S4I ini karena dapat membuktikan bahwa IKM itu mampu naik kelas. SSD hadir untuk membantu IKM mengurangi kerugian stok barang setelah proses produksi sampai pengiriman, menyediakan data stock produk yang mampu menghasilkan efisien SDM maupun waktu. Begitu juga dengan Artaka yang merupakan sebuah aplikasi pembukuan digital untuk membantu industri UMKM yang sebelumnya unbankable menjadi bankkable. VP Business Development Artaka, Dedy Santoso, menjelaskan hampir seluruh UMKM yang berada di mikro dan makro tidak memiliki pencatatan pembukuan yang lengkap. Hal ini membuat Artaka terpacu untuk mengedukasi perihal pembukuan digital dengan sangat mudah. “Tidak banyak UMKM yang memiliki pencatatan pembukuan usaha yang baik. Mulai dari stok hingga laba juga arus kas bisa diperoleh hanya dengan satu aplikasi ini," kata Dedy. "Hanya dengan Rp22ribu per bulan UMKM yang berlangganan bisa mendapat layanan tersebut," ujarnya. "Data yang sudah tercatat nanti bisa di download dan setelah itu data bisa segera dihapus. Jadi tidak perlu khawatir data tersebut dipergunakan tidak semestinya,” jelas Dedy. Keunggulan Artaka, lanjut Dedy, yakni memberikan banyak kemudahan termasuk memberikan microsite yang bisa digunakan untuk penjualan. Pihaknya juga telah bekerja sama dengan berbagai metode pembayaran sehingga pelanggan bisa dengan mudah menyelesaikan pembelanjaannya. Terlebih lagi, pelaku UMKM bisa mendapatkan laporan laba rugi, arus kas dan neraca. “Kami melatih 10 mitra IKM selama 10 minggu dimana mereka akhirnya telah memiliki laporan keuangan laba rugi, arus kas dan neraca," katanya. "Lalu, kami juga menyediakan microsite untuk mereka berjualan layaknya marketplace dengan berbagai e-catalog-nya," ujar Dedy. "Pelanggan dapat membeli dan memilih berbagai layanan payment method elektronik beserta QR payment dan membuat kesepakatan dengan Telkomsel sebagai suplayer di 99% usahaku serta mendapatkan free voucher adsense MyAds sebesar Rp250ribu,” bebernya. Dedy mengungkapkan pihaknya sangat terbantu dengan adanya Kompetisi S4I ini karena mampu menjembatani pelaku IKM dengan penyedia teknologi sehingga menjadi mencetak IKM modern yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas. “Terima kasih kepada Kementerian Perindustrian khususnya Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menegah dan Aneka (IKMA) melalui S4I yang dapat mempercepat perwujudan Making Indonesia 4.0 ini,” tutupnya. Startup4industry merupakan program pembinaan tech startup dari Kemenperin untuk mewujudkan Making Indoensia 4.0 dengan fokus menjembatani kebutuhan industri dengan startup penyedia teknologi. Program yang sudah berjalan sejak 2018 ini telah mendorong terjalinnya 80 hubungan bisnis antara tech startup dan pelaku industri. Rangkaian program Startup4industry antara lain kompetisi, proyek implementasi teknologi, coaching, investor speed dating, B2B speed dating, serta keikutsertaan dalam pameran.
Bagikan :