Kemenperin Gelar StartUp for Industry Demi Pertemukan IKM-Investor

25 Jun 2024 10.00 WIB


Industri

Kementerian PerindustrianĀ (Kemenperin) kembali menggelar StartUp for Industry di tahun ini. Tujuannya untuk mempertemukan para pelaku usaha denganĀ investor baik dari dalam maupun luar negeri.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Reni Yanita mengatakan industri pengolahan masih jadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun katanya, di tengah masa relaksasi impor sektor ini harus meningkatkan daya saingnya, sehingga diperlukan upaya transformasi teknologinya.

"Untuk itu, industri dituntut untuk terus mengembangkan inovasi yang adaptable dengan tuntutan pasar, meningkatkan nilai tambah, serta mengefisiensikan biaya produksi," ujarnya dalam acara StartUp for Industry di Kemenperin, Jumat (21/6).

Menurut Reni, StartUp for Industry sudah dilakukan sejak 2018 dan sangat membantu industri kecil Tanah Air berkembang. Lagipula, kegiatan ini menjadi salah satu tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu industri, inovasi dan infrastruktur.

"Bahwa, untuk mengatasi tantangan global dan mewujudkan industri yang inklusif dan berkelanjutan, mendorong implementasi inovasi adalah salah satu strateginya," kata dia.

Lanjut Reni, langkah preventif untuk melindungi industri dalam negeri tidak terbatas hanya menekan impor. Namun juga meningkatkan adopsi teknologi agar industri lebih produktif dan efisien.

"Saya mengajak pimpinan perusahaan atau asosiasi yang hadir disini dapat mengikuti sesi diskusi pendalaman dengan aktif agar dapat mengidentifikasi kebutuhan industri dan menggali potensi serta peluang dari solusi startup Indonesia," jelasnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Kemenperin bekerja sama dengan Asosiasi StartUp for Industri Indonesia (Starfindo). Di mana sudah ada 120 finalis yang sudah mendapatkan pembinaan agar dapat memenuhi standar dan kebutuhan usaha dunia industri.

Dikesempatan yang sama, Head of Investment Starfindo Maulana Wiga mengatakan untuk tahun ini ada sekitar 45 perusahaan investasi di Asia Tenggara yang akan bergabung dalam ekosistem Startup for Industry. Di mana target investasi yang diharapkan bisa mencapai US$100 juta atau sekitar Rp16 triliun.

"Hari ini value nya itu tuh sekitar 20 persen nya on process (dari target) untuk bisa didapatkan oleh startup-startup binaan dari Kementerian Perindustrian," pungkasnya.





Bagikan :